Kisah ini menceritakan konflik hebat keturunan
Pandu dan Dristarasta dalam memperebutkan takhta kerajaan. Menurut sumber yang
saya dapatkan, epos ini ditulis pada tahun 1500 SM. Namun fakta sejarah yang
dicatat dalam buku tersebut masanya juga lebih awal 2.000 tahun dibanding
penyelesaian bukunya. Artinya peristiwa yang dicatat dalam buku ini
diperkirakan terjadi pada masa ±5000 tahun yang silam. Tapi, benarkah demikian
yang terjadi sebenarnya? Mungkinkah jauh sebelum era modern seperti masa kita
ini ada sebuah peradaban maju yang telah menguasai teknologi nuklir? Sedangkan
masa sebelum 4000 SM dianggap sebagai masa prasejarah dimana peradaban Sumeria
dianggap peradaban tertua didunia tidak ditemukan kemajuan semacam ini?
Akhir-akhir ini perhatian saya tertuju pada sebuah
teori mengenai kemungkinan manusia pernah memasuki zaman nuklir lebih dari 6000
tahun yang lalu. Peradaban Atlantis di barat, dan dinasti Rama di Timur
diperkirakan berkembang dan mengalami masa keemasan antara tahun 30.000 SM
hingga 15.000 SM.
Atlantis memiliki wilayah mulai dari Mediteranian
hingga pegunungan Andes di seberang Samudra Atlantis sedangkan Dinasti Rama
berkuasa di bagian Utara India-Pakistan-Tibet hingga Asia Tengah. Peninggalan
Prasasti di Indus, Mohenjo Daroo dan Easter Island (Pasifik Selatan) hingga
kini belum bisa diterjemahkan dan para ahli memperkirakan peradaban itu berasal
jauh lebih tua dari peradaban tertua yang selama ini diyakini manusia (4000
SM). Beberapa naskah Wedha dan Jain yang antara lain mengenai Ramayana dan
Mahabharata ternyata memuat bukti historis maupun gambaran teknologi dari
Dinasti Rama yang diyakini pernah mengalami zaman keemasan dengan tujuh kota
utamanya ‘Seven Rishi City’ yg salah satunya adalah Mohenjo Daroo (Pakistan
Utara).
Dalam suatu cuplikan cerita dalam Epos Mahabarata
dikisahkan bahwa Arjuna dengan gagah berani duduk dalam Weimana (sebuah benda
mirip pesawat terbang) dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa,
semacam senjata yang mirip rudal/roket yang dapat menimbulkan sekaligus
melepaskan nyala api yang gencar di atas wilayah musuh, lalu dalam sekejap bumi
bergetar hebat, asap tebal membumbung tinggi diatas cakrawala, dalam detik itu
juga akibat kekuatan ledakan yang ditimbulkan dengan segera menghancurkan dan
menghanguskan semua apa saja yang ada disitu.
Yang membuat orang tidak habis pikir, sebenarnya senjata semacam apakah yang dilepaskan Arjuna dengan Weimana-nya itu?
Yang membuat orang tidak habis pikir, sebenarnya senjata semacam apakah yang dilepaskan Arjuna dengan Weimana-nya itu?
Ada beberapa penelitian yang berusaha menguak tabir
misteri kehidupan manusia di masa lampau ini. Tentang bagaimana kehidupan
sosial hingga kemajuan ilmu dan teknologi mereka. Beberapa waktu belakangan
banyak hasil penelitian yang mengejutkan. Dan dari berbagai sumber yang telah
saya pelajari, secara umum penggambaran melalui berbagai macam teori dan
penelitian mengenai subyek ini telah pula memberikan beberapa bahan kajian yang
menarik, antara lain adalah: Permulaan sebelum dua milyar tahun hingga satu
juta tahun dari peradaban manusia sekarang ini teryata telah terdapat peradaban
manusia. Dalam masa-masa yang sangat lama ini terdapat berapa banyak peradaban
yang demikian maju namun akhirnya menuju pada sebuah kebinasaan? Dan penyebab
kebinasaan itu adalah tiada lain akibat peperangan yang pernah terjadi. Atlantis
dan Dinasti Rama pernah mengalami masa keemasan (Golden Age) pada saat yang
bersamaan (30.000-15.000 SM). Keduanya sudah menguasai teknologi nuklir.
Keduanya memiliki teknologi dirgantara dan aeronautika yang canggih hingga
memiliki pesawat berkemampuan dan berbentuk seperti UFO (berdasarkan beberapa
catatan) yang disebut Vimana (Rama) dan Valikri/valixi (Atlantis).
Penduduk Atlantis memiliki sifat agresif dan dipimpin oleh para pendeta (enlighten priests), sesuai naskah Plato. Dinasti Rama memiliki tujuh kota besar (Seven Rishi’s City) dengan ibukota Ayodhya dimana salah satu kota yang berhasil ditemukan adalah Mohenjo-Daroo. Persaingan dari kedua peradaban tersebut mencapai puncaknya dengan menggunakan senjata nuklir. Para ahli menemukan bahwa pada puing-puing maupun sisa-sisa tengkorak manusia yang ditemukan di Mohenjo-Daroo mengandung residu radio-aktif yang hanya bisa dihasilkan lewat ledakan Thermonuklir skala besar.K erangka-kerangka yang bergelimpangan di jalan-jalan, seolah-olah mereka telah dilanda satu malapetaka yang amat dasyhat secara tiba-tiba. Pada kerangka-kerangka tersebut terdapat sisa radioaktif yang tinggi, sama dengan yang dijumpai di Hiroshima dan Nagasaki.Dalam sebuah seloka mengenai Mahabharata, diceritakan dengan kiasan sebuah senjata penghancur massal yang akibatnya mirip sekali dengan senjata nuklir masa kini.
Vimana
Dari hasil riset dan penelitian yang dilakukan
ditepian sungai Gangga di India, para arkeolog menemukan banyak sekali
sisa-sisa puing-puing yang telah menjadi batu hangus di atas hulu sungai. Batu
yang besar-besar pada reruntuhan ini dilekatkan jadi satu, permukaannya
menonjol dan cekung tidak merata. Jika ingin melebur bebatuan tersebut,
dibutuhkan suhu paling rendah 1.800 °C. Bara api yang biasa tidak mampu
mencapai suhu seperti ini, hanya pada ledakan nuklir baru bisa mencapai suhu
yang demikian.
Di dalam hutan primitif di pedalaman India,
orang-orang juga menemukan lebih banyak reruntuhan batu hangus. Tembok kota
yang runtuh dikristalisasi, licin seperti kaca, lapisan luar perabot rumah
tangga yang terbuat dari batuan didalam bangunan juga telah dikacalisasi.
Selain di India, Babilon kuno, gurun sahara, dan guru Gobi di Mongolia juga
telah ditemukan reruntuhan perang nuklir prasejarah. Batu kaca pada reruntuhan
semuanya sama persis dengan batu kaca pada kawasan percobaan nuklir saat ini.
Bukti ilmiah peradaban Veda. Bukti-bukti
arkeologis, geologis telah terungkap dari penemuan fosil-fosil maupun artefak-
alat yang digunakan manusia pada masa itu telah terbukti menunjukkan bahwa
peradaban manusia modern telah ada sekitar ratusan juta bahkan miliaran tahun
yang lalu. Bukti-bukti tersebut diungkapkan oleh Michael Cremo, seorang
arkeolog senior, peneliti dan juga penganut weda dari Amerika, dengan melakukan
penelitian lebih dari 8 tahun.
Dari berbagai belahan dunia termasuk juga dari
Indonesia telah dapat mengungkapkan misteri peradaban weda tersebut secara
bermakna. Laporan tersebut ditulis dalam beberapa buku yang sudah diterbitkan
seperti ; Forbidden Archeology, The Hidden History of Human Race, Human
Devolution: A Vedic alternative to Darwin’s Theory, terbitan tahun 2003. Dalam
buku tersebut akan banyak ditemukan fosil, artefak- peninggalan berupa kendi,
alas kaki, alat masak dan sebagainya yang telah berusia ratusan juta tahun
bahkan miliaran tahun, dibuat oleh manusia yang mempunyai peradaban maju, tidak
mungkin dibuat oleh kera atau primata yang lebih rendah.
Dari buku-buku tersebut juga ditemukan adanya
manipulasi beberapa arkeolog dengan mengubah dimensi waktunya, hal ini bertujuan
untuk mendukung teori evolusi Darwin, karena kenyataannya teori evolusi masih
sangat lemah. Bukti ilmiah sudah dengan jelas menyatakan bahwa peradaban weda
telah ada miliaran tahun. Para ilmuwan telah membuktikan bahwa perang besar di
tanah suci Kukrksetra, kota Dwaraka, sungai suci Sarasvati dan sebagainya
merupakan suatu peristiwa sejarah, bukan sebagai mitologi. Setiap kali kongres
para arkeolog dunia selalu menyampaikan bukti-bukti baru tentang peradaban
Barthavarsa purba. Dibawah ini ditampilkan sekelumit dari bukti ilmiah
tersebut.
Sebenarnya masih banyak bukti ilmiah lainnya yang
menunjukkan peradaban weda tersebut, sehingga Satya yuga, Tretha yuga, Dvapara
yuga dan Kali yuga dengan durasi sekitar 4.320.000 tahun merupakan suatu
sejarah peradaban manusia modern yang memegang teguh perinsip dharma.
Perang Bharatayuda. Para
arkeolog terkemuka dunia telah sepakat bahwa perang besar di Kuruksetra
merupakan sejarah Bharatavarsa (sekarang India) yang terjadi sekitar 5000 tahun
yang lalu. Sekarang para peneliti hanya ingin menentukan tanggal yang pasti
tentang peristiwa tersebut. Dari hasil pengamatan beserta bukti-bukti ilmiah. Dari
berbagai estimasi maka dibuatlah suatu usulan peristiwa-peristiwa sebagai
berikut:
* Sri Krishna tiba di
Hastinapura diprakirakan sekitar 28 September 3067 SM* Bhishma pulang ke dunia
rohani sekitar 17 Januari 3066 SM* Balarama melakukan perjalanan suci di sungai
Saraswati pada bulan Pushya 1 Nov. 1, 3067 SM* Balarama kembali dari perjalanan
tersebut pada bulan Sravana 12 Dec. 12, 3067 SM* Gatotkaca terbunuh pada 2
Desember 3067 SM.
Dan banyak lagi penanggalan
peristiwa-peristiwa penting sudah di kalkulasi.
* Kota kuno Dvaraka. Demikian
juga keberadaan kota Dvaraka yang dulu menjadi misteri, kota tersebut
disebutkan dalam Mahabharata bahwa Dvaraka tenggelam di pantai. Doktor Rao
adalah seorang arkeolog senior yang dengan tekun menyelidiki dengan “marine
archaeology” dan hasilnya ditemukannya reruntuhan kota bawah laut, beserta
ornamennya, didaerah Gujarat. Dwaraka, kota kerajaan Sri Krishna masa lalu.
* Sungai Sarasvati. Keberadaan kota purba Harrapa
dan Mohenjodaro serta keberadaan sungai suci Sarasvati telah dijumpai dalam Rig
Weda, namun tidak diketahui keberadaannya, kemudian oleh NASA dengan pemotretan
dari luar angkasa ternyata dijumpai sebuah lembah yang merupakan bekas sungai
yang telah mengering, namun dalam kedalaman tertentu masih tampak ada aliran
air di wilayah Pakistan yang bermuara ke lautan Arab, arahnya sesuai dengan
yang digambarkan dalam sastra.
* Jembatan Alengka. Pemotretan luar angkasa yang
dilakukan oleh NASA telah menemukan adanya jembatan mistrius yang menghubungkan
Manand Island (Srilanka) dan Pamban Island (India) sepanjang 30 Km, dengan
lebar sekitar 100 m, tampak pula jembatan tersebut buatan manusia dengan umur
sekitar 1.750.000 tahun. Angka ini sesuai dengan sejarah Ramayana yang terjadi
pada Tretha yuga. Sekarang sedang diteliti jenis bebatuannya. Jadi Ramayana itu
adalah ithihasa (sejarah), bukan merupakan dongeng.
Citra dari Rama Brige sendiri sangat mudah terlihat
dari atas permukaan air laut karena letaknya yang tidak terlalu dalam, yaitu
hanya tergenang sedalam kira-kira 1,2 meter (jika air laut sedang surut) dengan
lebar hampir 100 m.
Reaktor Nuklir
Kuno di Oklo
Pada tahun 1972, ada sebuah
perusahaan (Perancis) yang mengimpor biji mineral uranium dari Oklo di Republik
Gabon, Afrika untuk diolah. Mereka terkejut dengan penemuannya, karena biji
uranium impor tersebut ternyata sudah pernah diolah dan dimanfaatkan sebelumnya
serta kandungan uraniumnya dengan limbah reaktor nuklir hampir sama. Penemuan
ini berhasil memikat para ilmuwan yang datang ke Oklo untuk suatu penelitian,
dari hasil riset menunjukkan adanya sebuah reaktor nuklir berskala besar pada
masa prasejarah, dengan kapasitas kurang lebih 500 ton biji uranium di enam
wilayah, diduga dapat menghasilkan tenaga sebesar 100 ribu watt. Tambang
reaktor nuklir tersebut terpelihara dengan baik, dengan lay-out yang masuk
akal, dan telah beroperasi selama 500 ribu tahun lamanya.
Yang
membuat orang lebih tercengang lagi ialah bahwa limbah penambangan reaktor
nuklir yang dibatasi itu, tidak tersebarluas di dalam areal 40 meter di sekitar
pertambangan. Kalau ditinjau dari teknik penataan reaksi nuklir yang ada, maka
teknik penataan tambang reaktor itu jauh lebih hebat dari sekarang, yang sangat
membuat malu ilmuwan sekarang ialah saat kita sedang pusing dalam menangani
masalah limbah nuklir, manusia zaman prasejarah sudah tahu cara memanfaatkan
topografi alami untuk menyimpan limbah nuklir!
Tambang uranium di Oklo itu kira-kira dibangun dua milyar tahun yang lalu setelah adanya bukti data geologi dan tidak lama setelah menjadi pertambangan maka dibangunlah sebuah reaktor nuklir ini. Mensikapi hasil riset ini maka para ilmuwan mengakui bahwa inilah sebuah reaktor nuklir kuno, yang telah mengubah buku pelajaran selama ini, serta memberikan pelajaran kepada kita tentang cara menangani limbah nuklir.
Tambang uranium di Oklo itu kira-kira dibangun dua milyar tahun yang lalu setelah adanya bukti data geologi dan tidak lama setelah menjadi pertambangan maka dibangunlah sebuah reaktor nuklir ini. Mensikapi hasil riset ini maka para ilmuwan mengakui bahwa inilah sebuah reaktor nuklir kuno, yang telah mengubah buku pelajaran selama ini, serta memberikan pelajaran kepada kita tentang cara menangani limbah nuklir.
Sekaligus membuat ilmuwan mau tak mau harus
mempelajari dengan serius kemungkinan eksistensi peradaban prasejarah itu,
dengan kata lain bahwa reaktor nuklir ini merupakan produk masa peradaban umat
manusia. Seperti diketahui, penguasaan teknologi atom oleh umat manusia baru
dilakukan dalam kurun waktu beberapa puluh tahun saja, dengan adanya penemuan
ini sekaligus menerangkan bahwa pada dua miliar tahun yang lampau sudah ada
sebuah teknologi yang peradabannya melebihi kita sekarang ini, serta mengerti
betul akan cara penggunaannya.
Semua temuan arkeologis ini sesuai dengan catatan sejarah yang turun-temurun. Kita bisa mengetahui bahwa manusia juga pernah mengembangkan peradaban tinggi di India pada 5.000 tahun silam, bahkan mengetahui cara menggunakan reaktor nuklir, namun oleh karena memperebutkan kekuasaan dan kekayaan serta menggunakan dengan sewenang-wenang, sehingga mereka mengalami kehancuran.
Singkatnya segala penyelidikan diatas berusaha menyatakan bahwa umat manusia pernah maju dalam peradaban Atlantis dan Rama. Bahkan jauh sebelum 4000 SM manusia pernah memasuki abad antariksa dan teknologi nuklir. Akan tetapi zaman keemasan tersebut berakhir akibat perang nuklir yang dahsyat hingga pada masa sesudahnya, manusia sempat kembali ke zaman primitif. Masa primitif ini berakhir dengan munculnya peradaban Sumeria sekitar 4000 SM atau 6000 tahun yang lalu.
Lagi-lagi perang dan haus kekuasaanlah yang mengakibatkan manusia menjadi terpuruk. Dan hal ini patut kita renungkan lebih seksama sebagai buah pelajaran bahwa mengapa manusia zaman prasejarah yang memiliki sebuah teknologi maju tidak bisa mewariskan teknologinya, malah hilang tanpa sebab, yang tersisa hanya setumpuk jejak saja. Lalu bagaimana kita menyikapi atas penemuan ini?
Apakah mereka tidak memperhatikan beberapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, iaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai yang mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka kerana dosa mereka sendiri dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.
Qs.Al-An'am: 6
Sumber :
http://indonesianspaceresearch.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar